Pengalaman Memancing Di Perairan Tanjung Pasir Tarakan

Persiapan Mancing
Sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya bahwa Pimpinan Cabang BPJS Kesehatan Kota Tarakan yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Titus, ingin mengisi liburan akhir pekan dengan acara memancing. Karena memang salah satu hobi beliau adalah memancing, selain hobi yang lain tentunya. Ada beberapa orang yang mengikuti acara memancing ini, diantaranya; Pak Titus, Mas Erfan, Bangun, Said, Hafid, Mas Mus dan Saya sendiri.
Sebenarnya, tidak semua yang ikut acara ini hobi memancing, hanya beberapa saja yang hobinya mancing, jadi mereka tidak punya peralatan mancing, ya terpaksa menggunakan peralatan mancing kami,  namun tidak apalah yang penting heppi, toh acara ini intinya juga hanya cari kesenangan aja, bukan mencari ikan, kalaupun dapat ya disyukuri aja kalo tidak ya...capek,hehehe
 Tepat pukul 8 pagi kami berangkat dengan mobil yang dikemudikan oleh Mas Mus selaku driver kantor. Kami menggunakan kendaraan mini bus Ertiga diisi full 7 orang plus peralatan mancing kami. Oleh, Bangun selaku seksi sibuk kami ditarik iuran 20 ribuan, untuk beli umpan dan perbekalan nantinya ketika mancing.

Berangkat Mancing
Rombongan kami akan memancing di perairan tanjung pasir kota tarakan. rute perjalanan kami dari kantor terus melewati jalan Diponegoro-Jalan Sumatra-terus putar di bundaran Tugu pompa pertamina Tarakan-keramat(Sei kapuas)-Sei Berantas-Sei Mahakam-Sei Ngingitan-dan terakhir jalan Tanjung Pasir Mamburungan Tarakan. Di Jalan Sei Mahakam mobil kami berhenti sementara untuk membeli perbekalan buat mancing seperti, beras, mie instan, kopi serta makanan ringan lainnya.

Perjalanan dari Jalan Diponegoro ke Tanjung Pasir ditempuh kurang lebih 45 menit, karena kondisi jalan yang berkelok-kelok dan naik turun. Jadi Mas Mus tidak bisa terlalu kencang mengendarai mobilnya, di tambah lagi permukaan jalannya sebagian ada yang berlubang. Mobil kami melewati kebun-kebun, hutan serta kampung-kampung yang umumnya suku bugis dan toraja yang telah lama mendiami daerah itu dan bekerja sebagai peladang.

Tiba di Tanjung Pasir
Setelah menunggu akhirnya kamipun sampai di Tanjung Pasir, Daerah ini merupakan perkampungan para nelayan yang berada di kawasan pantai. bentuk rumahnya berbentuk rumah panggung yang berada di atas air laut. Selain bekerja sebagai nelayan, masyarakat disini juga bekerja di PT SKA perusahaan pembekuan udang, yang lokasinya berada di kawasan pantai tanjung pasir.

Mobil kami berhenti dan rombongan keluar dari dalam mobil sambil membawa peralatan mancing kami masing-masing. Bangun, langsung menghubungi Bang Udin selaku nahkoda dari perahu yang kita gunakan nanti. Dia adalah pegawai di PT SKA yang sudah kenal baik dengan Bangun. setelah beberapa saat Bang Udin datang dan mempersilahkan kami untuk segera naik ke atas kapal. Perahu yang kami gunakan lumayan besar karena biasa digunakan untuk mengangkut udang dan ikan. Karena ini hari libur maka, kapal dalam keadaan nganggur tidak digunakan perusahaan dan biasanya disewa oleh beberapa instansi untuk mancing. Selain itu, Bang Udin juga sudah menyiapkan umpan memancing nanti yaitu udang.

Memancing
Rombongan kami sudah masuh perahu semua, dan Bang Udin langsung menjalankan kapalnya meninggalkan dermaga Tanjung Pasir. Setelah kurang lebih, 10 menit Bang Udin menghentikan perahu dan melempar jangkarnya ke laut. Dan masing-masing kami sudah siap dengan peralatan mancing dan mencari posisi yang pas untuk mancing. Kondisi arus air tenang dan udara bertiup sepoi-sepoi menjadikan suasana enak dan nyaman.

Beberapa teman mendapat strike ikan namun dari tarikan kayaknya ikan kecil. Setelah kurang lebih setengah jam, Bang Udin menyuruh kami untuk menggulung senar dan melanjutkan mencari spot yang baru. Bang Udin menjalankan perahunya semakin menjauhi dermaga Tanjung Pasir, setelah sekitar 15 menit perahu berhenti dan jangkar kembali dilembar ke laut.
Tanpa disuruh rombongan melemparkan kailnya masing-masing. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya, Bangun mengawali strike dengan berhasil menaklukkan GT berukuran sedang atau ikan putih orang tarakan biasa menyebutnya.  Mantaaap..😆👍

Tak kalah ketinggalan Pak Titus yang saat itu menggunakan joran saya juga strike, namun karena tarikan yang begitu kuat beliau merasa tidak nyaman dengan itu dan memberikan jorannya pada saya.

Sayapun mengambil alih joran Pak Titus, dan langsung berduel dengan ikan. Dan memang benar tarikan ikan begitu kuat sampai-sampai joran melengkung kayak mau patah. Tarikannya begitu kuat dan inilah tarikan ikan terberat selama memancing. Setelah bertarung kurang lebih setengah jam dan Buzzz...ikan berhasil lepas dan meloloskan diri,,sayang sekali,,teman-teman juga sangat menyayangkan hal ini. Namun demikian kami tetap melempar dan terus melemparkan kail tanpa kenal lelah..

Tidak terasa waktu sudah menjelang siang, di saat kami memancing sebagian teman kami,seperti Mas Erfan dan Said serta ada kru kapal memasak untuk makan siang kami. Dan waktu makan siangpun tiba, kami makan siang dengan lauk mie instan dan ikan-ikan kecil hasil memancing. Walaupun bisa dibilang makan seadannya,,,namun,wow....rasanya nikmat sekali..mengalahkan makan direstoran,mahal sekalipun..😃😆😃👍

Selesai makan acara memancing tetap berlanjut dengan berbagai tehnik, antara lain jigging dan trolling, Ditengah cuaca terik lautan Tarakan kapal kami diiringi beberapa ekor penyu yang berenang disekitar kapal.

Pulang
Setelah lewat tengah hari, Pak Titus meminta untuk mengakhiri acara memancing hari ini. Dan Bang Udin memutar kemudi perahunya untuk kembali ke dermaga. Selang beberapa saat kemudian perahu kamipun bersandar di dermaga Tanjung Pasir. Pak Titus dan teman-teman bersalaman dengan bang Udin utuk mengucapkan terima kasih karena telah memandu acara mancing kami.Satu-persatu rombongan keluar dari kapal, kondisi dermaga yang terbuat dari kayu menyulitkan rombongan untuk keluar.
Setelah semua sampai di darat semua rombongan masuk mobil untuk meluncur kembali ke kantor di jalan Diponegoro Kota Tarakan. ditengah perjalanan saya teringat, ada sesuatu yang belum saya bawa yaitu kotak alat pancing saya, walaupun bukan peralatan mahal tapi isinya lumayan lengkap, mulai dari pancing berbagai ukuran, pemberat, senar, pelampung, kili-kili,stoper dan lain-lain. Namun, perjalanan sudah separoh, tidak elok kalau kembali,,ah sudahlah diikhlaskan saja, anggap saja kenang-kenangan buat Bang Udin. Jam menunjukkan pukul jam 2 kurang seperempat, saya tiba di rumah kontrakan saya yang berada di jalan pembangunan Kota Tarakan.
Sebuah pengalaman mancing yang asyik dan menarik, bersama rekan-rekan dari BPJS Kesehatan Kota Tarakan

0 Response to "Pengalaman Memancing Di Perairan Tanjung Pasir Tarakan"